PT. Pasaraya Tosersajaya atau yang biasa dikenal dengan Pasaraya The pride of Indonesia atau Pasaraya Blok M optimistis bersaing di era digital dan online ini. Karena itu, Pasaraya Blok M selalu mengikuti zaman dengan semangat kreatif yang penuh dengan tantangan.
Pasar raya yang berdiri pada 27 Maret 1974 oleh Abdul Latief, selaku Founder ini, semula memiliki lebih dari 10 lantai yang terisi dengan produk lokal dan non lokal dari berbagai brand-brand ternama dengan konsep One Stop Shopping.
Namun, saat in, PT. Pasaraya Tosersajaya yang dipimpin oleh Ahmad Dipoditiro selaku Direktur Utama ini kini bertransformasi dengan mengubah konsep menjadi Retail Property dengan menawarkan office space/co-working space.
Hal ini dilakukan setelah melihat perkembangan zaman dan kebutuhan pelaku bisnis di Jakarta khususnya. Perubahan konsep baru ini menjadi lebih relevan dengan kekinian, dan sejalan dengan telah ditetapkan kawasan Blok M – ASEAN, sebagai Green Creative Hub.
“Melalui konsep Office Space ini kami menawarkan banyak lantai untuk disewakan, seperti Lantai Ground, Upper Ground, Mezz, ged A dan Ged B. Pasaraya dengan memiliki luas 97.179 M2 siap digunakan dengan menyesuaikan konsep dan kebutuhannya,” ujar Marcomm Manger, Tia Riana melalui siaran pers di Jakarta, Selasa (5/12).
“Saat ini, telah hadir dan aktif di Pasaraya seperti Office Gojek sebanyak 6 lantai dengan luas 24.834 M2 di gedung B, ada juga Office Kopi Kenangan di Lantai Mezz gedung A dengan luas 300 M2 dan akan hadir juga Office BPD Hipmi Jaya di lantai Upper Ground dengan luas 231 M2,” ujarnya.
Dia mengatakan, konsep Office Space ini menawarkan para pebisnis untuk membangun dan mengembangkan bisnis menjadi lebih luas dan bebas.